Budaya “Ngalab Barokah” di Pesantren - Al Masyhuriyyah

Al Masyhuriyyah

Pondok Pesantren Al Munawwir Komplek IJ, Krapyak, Yogyakarta

Recent Posts

test banner

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Budaya “Ngalab Barokah” di Pesantren

Share This
Tulisan oleh : Rizal M Nifsi - Santri Angkatan 2018 (Mahasiswa Sosiologi Agama Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga). 
Dewasa ini gerakan “ayo mondok” nasional digencarkan di berbagai daerah di Nusantara. Hal ini bermaksud menyikapi perkembangan zaman sekarang yanng dirasa telah mengalami kemerosotan moral. “ayo mondok” adalah suatu ajakan untuk para pelajar untuk menimba ilmu agama di pesantren.

Pesantren adalah suatu lembaga pendidikan agama yang dipimpin oleh seorang ulama. Sistem pendidikannya memiliki suatu perbedaan dengan sistem pendidikan konvensional yang ada. Orientasi pembelajaran yang ada di pesantren bersifat turun-temurun dari berbagai generasi. Sehingga budaya yang ada di pesantren tidak berubah walaupun ada beberapa hal yang disesuaikan dengan kondisi generasi santri sekarang.

Budaya ta’dzim  merupakan suatu bentuk penghormatan kepada guru. Budaya penghormatan ini berbeda dengan yang ada pada lembaga pendidikan pada umumnya. Karena didalam dunia pesantren guru merupakan suatu orang yang dimuliakan karena sangat berperan penting bagi kehidupan spiritual para santri. Karena menurut pemahaman kalangan santri ada pembagian pengertian dari istilah orangtua. Orang tua yang pertama merupakan orang tua yang melahirkan dan merawat santri dari kecil hingga besar namun lebih bersifat material. Sedangkan guru merupakan orangtua yang kedua berperan sebagai pembentuk akhlak keagamaan yang mulia. Jadi guru-dalam konteks ini ulama- merupakan seseorang yang mulia karena perannya sebagai penuntun jalan menuju Tuhan.

Di dalam masyarakat muslim indonesia, sesuatu yang berhubungan dekat dengan Tuhan merupakan suatu hal yang sangat dimuliakan dan disakralkan. Sehingga ulama memiliki peran yang penting  di dalam masyarakat indonesia karena ulama memiliki hubungan dekat dengan Tuhan. Selain itu ulama dianggap memiliki kebijaksanaan dalam memberikan suatu wejangan.  

Dalam masyarakat Indonesia ulama memiliki sifat yang barokahi. Di dalam konstruk masyarakat, barokah merupakan sebuahanggapan bahwa suatu hal berasal dari ulama merupakan sesuatu hal yang membwa kebaikan. Dengan anggapan masyarakat bahwa ulama memilki kedekatan dengan Tuhan maka ulama merupakan seseorang yang “barokahalble” dengan segala perilakunya. Bisa dikatakan bahwa “barokahi” merupakan anggapan sakral yang bisa berperan membentuk suatu kondisi masyarakat dengan segala orientasi tujuan hidupnya masing-masing.
Kembali ke kehidupan pesantren, dalam kepesantrenan, ulama merupakan guru sekaligus pimpinan dari segalah seluk-beluk kehidupan di pesantren. Di mata santri –pelajar yangada di dalam pesantren- ulama merupakan seseorang yang sangat disakralkan karena alasan keilmuan dan kedekatan  yang dianggap sangat dekat dengan Tuhan.

Pendidikan penghormatan kepada guru merupakan pembelajaran pertama yang diajarkan kepada para santri sebelum belajar ilmu-ilmu agama dan lain-lain.Cerita-cerita keistimewaan para ulama dalam pembelajaran di pesantren merupakan salah satu faktor yang memperkuat anggapan ini.
“Barokah” merupakan salah satu hal yang dipercaya oleh masyarakat pesantren. Hal ini adalah suatu wujud religiusitas yang diterapkan secara turun-temurun oleh masyarakat. Karena melihat melalui pengertiannya riligiusitas merupkan kata yang berasal dari kata religi-dalam konteks ini- yang berarti tentang suatu kepercayaan ataupun semua tindakan yang didasarkan dengan apa yang dipercayai.

Berbagai cara di lakukan untuk mencapai barokah yang ada pada para kyai. Yakni menghormati guru atu kyai tata cara menghormati guru di pesantren sangatlah berbeda. Bedanya adalah kalau di pesantren penerapannya secara kultural atau pemberian contoh dari santri yang lebih senior seperti waktu salaman mencium tangan selain itu dalam berdiskusi atau di dalam satu majelis akhlak santri dituntut utnuk menundukan kepala degan dudu bersial ataupun bersimuh. Perilaku ini merupakan wujud pengabdian dan bentuk rasa keinginan untuk diberikan sebuah ilmu yang dipunyai oleh kyainya tersebut. Sisi barokah  dari perilaku ini adalah bertemu kyai saja akan membawwa sebuah kabika sedangkan dengan melakukan rasa penghormatan maka pahala dan kebaikan akan berlimpah turun kepada para santri.

Semua barang, makanan, dan minuman merupakan sesuatu yang barokahable bila barang-barang tersebut sempat mempunyai hubungan dengan kyai. Hal ini banyak dicari oleh santri, seperti halnya peristiwa santri berebut kopi Sang Kyai mereka percaya bahwa dengan meminum bekas Sang Kyai tersebut akan membawa sebuah kebaiakan di dalam hidupnya entah kesehatan, kelancaran memahami sebuah ilmu atau pun nasib yang baik.

Fenomena barokahi memang sesuatu yang telah terjadi dan berlangsung turun menurun hingga menjadi suatu budaya kepercayaaan dikalangan pendidikan kepesantrenan. Para ulama setelah Wali Sang penyebar agama islam mewariskan sikap penghormatan seorang guru yang dimuliakan karena pada waktu tersebut para wali memiliki karomah atau kesaktian dalam berjuang menyebarkan agama.
Sikap yang diajarkan tersebut memiliki nilai lebih di dalam dunia pendidikan masyarakat tentang keagamaan, agar memiliki rasa hormat terhadap pemimpin agama bahkan dengan agamanya sekaligus. Karena pada akhir-akhir ini banyak pihak yang ssalingbertikai berdasarka permaslahan agama. Dari perikaian terbut justru mencoreng kesucian agama tersebut. Oleh karena itu kebudayaan “Ngalap barokah”  perlu dilestarikan agar sikap hormat, tawadhu’, dan menghargai terhadap sesuatu yang dianggap suci.

Catatan: dalam penulisan essai ini sebagaian besar berdasarkan pengalaman pribadi penulis, sedangkan sumber bacaan yang  bersifat sebagai tambahan.

Daftar Pustaka
Geertz, Cliford.2014. Agama Jawa. Depok:Komunitas Bambu.
Rahyono, FX. 2015. Kearifan Budaya dalam Kata. Jakarta: Penerbit Wedatama Widya Sastra.
Sunyoto, Agus. 2017. Atlas Wali Songo. Depok: Pustaka ImaN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages